RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 10 SEPTEMBER 2023

“ MENEBAR DAMAI, DITENGAH KONTESTASI “

( Matius 18:15) “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.”

“ Salam sejahtera, kasih karunia dan berkat dari Tuhan Yesus bagi saudara-saudara sekalian “

              Apakah bisa dipastikan bahawa setiap orang mempunyai definisi dan pengertian yang sama tentang DAMAI? ternyata Damai itu bisa diartikan dan dimaknai berbeda-beda dari oleh setiap orang, berdasarkan sudut pandang masing-masing. Karena itu damai yang mana kah yang akan kita tebar ditengah situasi hidup yang sedang marak dengan perilaku bersaing, unjuk gigi, serta gemuruh kontestasi menyongsong pesta demokrasi dan tahun politik pemilu 2024 seperti ini?

              Damai yang menghadirkan perilaku rukun, bukan sekedar bersaing namun bersanding, sekalipun sedang bertanding tetapi tidak saling tuding. Padahal situasi damai yang seperti ini, sangatlah jauh dari kenyataan di masa kontestasi menjelang berlangsungnya pesta demokrasi pemilu; yang ada justru dalam kontestasi anatar parpol, bakal caleg, dan bahkan bakal calon Capres dan ca wapres di masa kampanye menjelang pemilu adalah atmosfirnya adalah persaingan sengit dengan berbagai jargon-jargon politik bahkan politik identitas untuk mengunggulkan kubu dan dirinya sendiri-sendiri dan membuat pembuktian-pembuktian sepihak, bahwa lawan kontestannya terbukti lemah, tidak memenuhi harapan, kurang berkapasitas, dan bahkan dijatuhkan dengan isu-isu apapun yang goalnya adalah terjatuhnya lawan politik, serta mudahnya jalan melenggang menuju pemilihan. Damai yang di ditebarkan ditengah atmosfir seperti inilah yang perlu diperjuangkan dan disadari oleh semua pihak dalam kehidupan.

              Damai yang dilahirkan dari hasil merenung didalam ruang batin, melakukan perjumpaan orang dengan dirinya sendiri serta merenung secara mendalam akan makna hidup, dimana hidup ini sedang berada pada situasi  yang dikuasai ambisi, tahta, dan harta; jika permenungan batin tersebut tercapai maka hasilnya ialah sikap pengendalian diri serta batin yang sejuk murni. Bahkan permenungan ini akan sempurna jika diisi dengan perjumpaan melalui Doa, yaitu kontak hidup manusia dengan TUHANnya. Dengan doa yang menjalin kontak batin dengan TUHAN seperti ini akan menjadikan hati saudara penuh rasa damai yang sejati. Maka orang yang bersekutu dalam doa dengan TUHAN secara utuh; akan membuat doa itu  penuh kuasa untuk dikabulkan, maka mintalah kepada Tuhan hal-hal yang berguna untuk kebersamaan, kerukunan, dan juga bekerja sama yang membawa dampak perubahan serta hidup rukun. Amien – GBU.