RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 24 SEPTEMBER 2023

“ IBADAH SEBAGAI SARANA PEMELIHARAAN DARI TUHAN “

(Matius 20:13-15) “13  Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? 14  Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.15  Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

“ Salam damai sejahtera dan Kasih Karunai Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara sekalian…Amien “

              Saudara sekalian bagaimanakah saudara dapat merasakan pemeliharaan dari TUHAN atas hidup saudara? Mungkin ada yang menilai pemeliharaan TUHAN itu dari apa yang diberikan Tuhan kepanya; atau dari segala bentuk kelimpahan rejeki yang diterimanya setiap hari; semua memang betul bahwa TUHAN memelihara hidup umatNya melalui kesejahteraan seperti yang saudara alami; namun sebenarnya  ada pemeliharaan dari TUHAN untuk hadir melawat umtNya dalam bentuk-bentuk yang lain.

              Ibadah sebagai pemeliharaan dari TUHAN. Hal tersebut terjadi dengan tetap mengedepankan prinsip bahwa iman percaya umat kepada TUHAN itu perlu dijaga agar selalu kuat, tidak goyah, dan dengan setia dipegang teguh. Bentuk dan cara TUHAN menyatakan pemeliharaanNya bisa dengan berbagai cara. Salah satunya melalui pelaksanaan Ibadah, baik setiap hari Minggu maupun ibadah lain dan bahkan penyembahan pribadi yang dilakukan jemaat kepada TUHAN. Jemaat itu bisa diibaratkan dalam perumpamaan yang Tuhan Yesus sampaiakan tentang penggrapa-penggarap kebun anggur dalam kisah bacaan injil Matius 20:1-16 tersebut. Dimana Tuan sang pemilik kebun adalah Tuhan Yesus sendiri, kebun anggur itulah jemaat atau gereja Tuhan, dan para penggarap itu adalah individu kita sebagai pribadi di hadapan TUHAN. Tentang upah menjadi simbul berkat yang diterima oleh setiap orang yang bekerja. Beginilah hidup iman saudara, laksana kebun anggur yang perlu terus dirawat dan dijaga dengan baik oleh para pekerja. Di lain sisi iman saudara juga laksana para pengerja, yaitu menjadi pribadi yang diajak oleh tuan pemilik kebun anggur untuk bekerja dengan berkat atau upah yang akan diterimakannya. Iman laksana pekerja ini jika diperhatikan ada yang harus bekerja full dari pagi sampai petang, ada yang dari tengah hari sampai petang, dan ada yang bekerja di menit akhir menjelang pekerjaan berakhir, namun semua yang bekerja memperoleh upah atau berkat yang sama. Disinilah timbul iri hati oleh mereka yang merasa sudah bekerja lebih lama dari yang lain, mengapa diupah dengan jumlah yang sama. Namun jelas bahwa sampai disitupun sang tuang pemilik kebun tidak sedang melakukan kesalahan apapun; karena upah itu sudah dari hasil kesepakatan, bahwa semua yang bekerja di kebun anggurnya akan diberi upah 1 dinar. Maka yang bekerja pada menit akhir dianggap menerima upah paling besar dibanding yang lain-lainnya, lalu diprotes.

              Pemeliharaan Tuahan juga berbicara mengenai kemurahan yang TUHAN curahkan kepada saudara maupun sesama. Maka kita sama sekali tidak boleh menebar rasa iri hati sedikitpun bagi mereka yang sedang dilawat dengan kemurahan TUHAN. Kita justru turut bersyukur kalau ada yang pada akhir zaman ini, menerima upah keselamatan yang bobotnya sama dengan keselamatan yang sudah saudara terima terlebih dahulu dari TUHAN. Jangan kita eksklusuif hanya menikmatai berkat keselamatan itu sendiri saja. Ijinkan dan bersukacitalah orang lain ikut mendapatkan kemurahan TUHAN, ini juga bagian dari cara TUHAN memelihara iman kita. Membiarkan kemurahan, anugerah, dan kekebaikan TUHAN bekerja diantara sesama kita. Amien.