MEMBANGUN PERADABAN YANG KAYA DI HADAPAN ALLAH
(Pembukaan Bulan Kebangsaan )
( Lukas 12:19,20) 19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! 20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
“ Salam sejahtera, kasih karunia dan berkat dari Tuhan Yesus menyertai saudara sekalian “
Minggu ini kalender gerejawi kita masuk ke masa Bulan Kebangsaan tahun 2025. Tentu menghayati karya yang sedang berjalan atas pemerintahan yang berdaulat, hasil pembangunan yang sudah terlihat, serta perjuangan yang tak kenal lelah untuk membawa Indonesia sebagai negara yang terus maju dan berkembang ditengah persaingan global menjadi arus kuwat perjuangan bangsa kita ini. Membangun Perdadapan Bangsa menjadi sentuhan konsentrasi, dengan tujuan untuk memberikan sumbang sih hadirnya kesadaran bahwa kemerdekaan bangsa kita tidak boleh ditinggal begitu saja, namun perlu diisi, dijaga, dan dipelihara; sehingga dengan peradapan baru Indonesia semakin berdaya dalam mengelola dan memberdayaakan segala kekayaan yang terkandung didalam Bumi Nusantara untuk sebesar-besarnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Semua terjadi atas berkat dan Rahmat dari TUHAN Yang Maha Kuasa.
Gereja dan segenap jemaat dipanggil juga merayakan kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang gemah, ripah, loh jinawi ini. Dengan menghayati setiap tahun sekali: Masa Bulan Kebangsaan di setiap HUT RI di Bulan Agustus. Dari penghayatan ini diharapkan rasa cinta tanah air dan bangsa tertanam baru di lubuk hati seluruh umatNya. Hal ini penting untuk diketahui bersama, bahwa nilai kecintaan terhadap bangsa dan negara itu menjadi modal membangun peradaban bangsa dan negara agar mampu berkancah dianatar bangsa-bangasa di dunia ini. Tanpa lahir rasa bangga dan cinta dihati rakyatnya, maka sebuah bangsa berda dalam kekeringan rasa bangga serta rasa memiliki terhadap keberadaan bangsa dan negara itu sendiri. Juga lunturnya rasa tanggung jawab untuk mengelola bumi pertiwi dengan tanggung jawab. Ini adalah bahaya besar bagi lestarinya suatu bangsa dan negara itu sendiri. Maka Gereja diutus untuk menggugah hati dan jiwa seluruh jemaat agar terus berkobar kesadaran baru untuk selalu memiliki rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab yang besar menjaga, mengisi, dan melestarikan kemerdekaan negara ini. Dengan semangat membangun peradaban yang luhur dan mulia, semangat memanfaatkan segala sumber kekayaan alam dengan jujur, adil, dan merata bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Semua ini ditengarai oleh sikap batin setap anak bangsa, agar melalui Masa Bulan Kebangsaan ini, cinta terhadap Bangsa dan Tanah Air Indonesia itu, menjadi wujud yang nyata dalam sikap, tingkah laku, dan semangat jiwa yang tak kenal lekam ditelan zaman. Jadikan kemerdekaan Indonesia ini, sebagai warisan luhur yang kita miliki dan pelihara dengan segala usaha, sehingga kita terus akan menjadi bangsa yang beradap, sejahtera, adil dan makmur bersama. Dalam kasih dan Rahmat TUHAN kita emban warisan ini dan kita perjuangkan perwujudannya bersama-sama. AMIEN. ==SP==