MENJADI GEMBALA YANG SIAP MENDAMPINGI
(Yohanes 10:27-28) Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
“ Salam kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus ada pada saudara…”
Sebagai orang percaya, kita semua dipanggil untuk menjadi gembala dalam keluarga, pekerjaan, dan gereja. Seorang gembala yang baik mengenal domba-dombanya, memahami kebutuhan mereka, dan berbicara dengan suara kasih. Inilah yang Yesus teladankan dalam Yohanes 10:27. Ia tidak hanya memimpin dari kejauhan, tapi hadir dan dikenal oleh domba-domba-Nya. Rasul Paulus juga mengingatkan, “Hendaklah kamu masing-masing memperhatikan bukan hanya kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Filipi 2:4). Menjadi gembala berarti membuka hati dan telinga, memberi perhatian, serta hadir secara nyata dalam hidup sesama. “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya.” (Yohanes 10:28).
Menjadi gembala yang siap mendampingi berarti hadir dalam segala situasi termasuk saat domba kita tersesat atau terluka. Dalam Yohanes 10:28, kita melihat betapa setia dan penuh kasih Yesus menjaga domba-Nya, bahkan menjamin bahwa mereka tidak akan binasa. Kasih yang seperti inilah yang kita teladani. Seperti tertulis dalam 1 Tesalonika 5:14, “Tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.” Kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang sabar, penyabar, dan tidak mudah menyerah dalam mendampingi orang lain melewati masa-masa sulit. Ada suatu kisah nyata dari seorang pendeta di desa terpencil di NTT. Setiap minggu, beliau berjalan kaki lebih dari 10 kilometer untuk mengunjungi satu keluarga yang tengah menghadapi pergumulan berat: sang ayah sakit keras, dan ekonomi keluarga itu sangat terbatas. Pendeta ini tidak hanya datang membawa firman, tapi juga membawa air bersih, makanan, dan pelukan doa. Bertahun-tahun beliau setia mendampingi keluarga ini, hingga suatu hari, anak tertua keluarga itu berkata, “Pak pendeta adalah ayah kedua bagi kami.” Kisah ini nyata dan mencerminkan kasih Kristus yang tidak meninggalkan domba-Nya. Seperti dalam Galatia 6:2: “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” A M I E N.