RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 14 JULI 2024

SETIA SAMPAI AKHIR

(Matius 6:25-26) 25  Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” 26  Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.

“ Salam sejahtera didalam kasih Tuhan Yesus Kristus…”

              Wau…satu topik yang menantang kita semua: SETIA…SAMAPAI AKHIR. Bagai mana kalau batas akhir kesetiaaan yang dimaksud adalah kematian ? Pasti membutuhkan keseriusan yang lebih sebelum saudara benar-benar membuat komitmen terhadap suatu janji kesetiaan tersebut. Dari sini kita belajar bagaimana tidak boleh terlalu mudah apalagi gegabah menyatakan janji, berujar akan berlaku setia, atau pernyataan-pernyataan lain yang sifatnya mengikat yang mengucapkan karena bersifat membuat perikatan untuk digenapi.

              Ada satu peristiwa kesetiaan terhadap apa yang di ucapkan ataupun di komitmenkan seseorang dalam hidup mereka; melalui kisah peristiwa Yohanes dan Herodes yang ditulis di dalam Injil Markus 6:14-29. Yang pertama kesetiaan Yohanes, dia berpegang teguh sebagai orang yang dipilih TUHAN untuk menjadi Nabi yang bekerja mewartakan pertobatan dan melaksanakan baptisan pada zamannya. Dia setia sekalipun pekerjaannya sebagai Nabi menyuarakan suara kenabian termasuk memberikan teguran kepada Herodes yang duduk sebagau Raja waktu itu, menegur karena Raja mengambil istri yang bernama Herodias yang adaha istri dari saudaranya sendiri itu adalahkeji di mata TUHAN. Dari teguran ini muncul benci di hati Herodias dan bberisko bagi nyawa dan keselamatan Yohanes. Namun Yohanes gigih menanggung semua dengan kesetiaan, bahkan sekalipun dipenjara, dia tidak merubah sikapnya menjadi Nabi yang terus menyuarakan kebenaran; meskipun akhirnya dari dipenjara hingga membuatnya di penggal kepalanya pun dia hadapi dan jalani setia pada panggilannya sebagai Nabi TUHAN. Sedang yang kedua yaitu kesetiaan seorang Raja Herodes dengan apa yang dia perkatakan. Herodes dalam pesta ulang tahunnya menggelar tarian indah yang ditarikan oleh puterinya, membuat pesta itu gegap gempita dan menyenangkan hatinya. Lalu berujarlah Herodes kepada putrinya karena girang hatinya itu: Apa saja yang kamu minta akan dikabulkannya. Maka oleh kesepakatan sang puteri dengan Herodias ibunya, dia meminta supaya diberikan kepala Yohanes Pembaptis itu. Maka Herodes sekalipun gusar hati mendengar permintaan ini, namun dikabulkan jug permintaan memenggal kepa Yohanes Pembaptis untuk memenuhi permintaan puterinya. Semu ini demi Herodes memenuhi dan menyatakan kesetiaannya terhadap apa yang telah di perkatakannya.

              Betul sekali saudara, kedua orang ini sama-sama menggambarkan keteguhan hati berpegang setia terhadap apa yang dikerjakannya. Namun kesetiaan Herodes membawa mala petaka; sedang kesetiaan Yohanes seklipun harus menghadapi petaka kematian…namun tetap menggambarkan jernihnya kesetiaaan sejati seorang nabi TUHAN dengan tugas dan panggilannya; sekali lagi walaupun harus menanggung kematian. Mana yang saudara pegang sebagai  bentuk kesetiaan dalam hidup ini? Tentu bukan kesetiaan yang dampaknya kerusakan…tetapi setialah sampai akhir kehidupan bahkan kematian terhadap halhal yang bernilai kebaikan, keagungan, dan ketaatan terhadap perintah-perintah TUHAN. Setialah….sebab Tuhan Yesus sudah lebih dahulu setia bagi keselamatan dan pengampunan dosa manusia. Setialah….kini, esok, dan selamanya. AMIEN.