SELALU ADA HARAPAN, KETIKA ADA KEPEDULIAN
( Yohanes 2:9-11) 9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya …” 11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
“ Salam damai sejahtera dan kasih karunia dari Tuhan Yesus bagi saudara sekalian “
Pada perikop Yohanes 2:1-11, kita membaca kisah tentang mujizat pertama Yesus: air diubah menjadi anggur di Kana. Kisah ini bukan hanya tentang kuasa Yesus melakukan mujizat, tetapi juga tentang bagaimana kepedulian menghadirkan harapan bagi orang lain. Maria, ibu Yesus, memperhatikan masalah yang terjadi di tengah pesta pernikahan tersebut: anggur habis. Di zaman itu, kehabisan anggur dalam pesta pernikahan adalah hal yang memalukan bagi tuan rumah. Maria tidak tinggal diam, ia menunjukkan kepeduliannya dengan meminta Yesus melakukan sesuatu. Ini mengajarkan kepada kita bahwa tindakan sederhana dari kepedulian dapat menjadi awal dari solusi atas masalah besar. Kita diundang untuk peka terhadap kebutuhan orang di sekitar kita dan mengambil langkah nyata. Galatia 6:2 – “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”
Maria tidak hanya peduli, tetapi ia juga membawa masalah ini kepada Yesus. Ketika kita menghadapi situasi sulit, harapan akan selalu tersedia jika kita menyerahkannya kepada Tuhan. Jawaban Yesus kepada Maria, “Waktuku belum tiba,” (ayat 4) mungkin terdengar seperti penolakan, tetapi Maria tetap percaya kepada kuasa-Nya. Sikap iman ini menjadi contoh bagi kita untuk tidak ragu membawa setiap persoalan kita kepada Tuhan, karena Dia sanggup melakukan hal yang melampaui pemahaman kita. Matius 7:7 – “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Para pelayan di pesta tersebut diminta oleh Yesus untuk mengisi tempayan dengan air, meskipun itu mungkin terdengar tidak masuk akal. Namun, ketaatan mereka menjadi bagian penting dari terjadinya mujizat. Hal ini mengingatkan kita bahwa harapan yang diberikan Tuhan sering kali memerlukan langkah iman dari pihak kita. Mujizat bukan sekadar sesuatu yang “turun dari langit,” tetapi sering kali terjadi melalui kombinasi antara kuasa Tuhan dan ketaatan kita. Amsal 3:5-6 – “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Hasil dari mujizat Yesus bukan hanya memenuhi kekurangan, tetapi juga membawa sukacita bagi semua orang di pesta tersebut. Anggur terbaik yang disediakan pada akhir pesta menjadi simbol bahwa karya Tuhan selalu membawa hasil yang melimpah dan memuaskan. Ketika kita peduli dan melibatkan Tuhan dalam setiap persoalan, hasilnya tidak hanya memulihkan, tetapi juga memberikan sukacita sejati bagi banyak orang. Mazmur 16:11 – “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah.” Kisah mujizat di Kana mengingatkan kita bahwa kepedulian yang tulus, iman yang melibatkan Tuhan, dan ketaatan kepada kehendak-Nya adalah jalan menuju harapan dan sukacita yang sejati. Sebagaimana Yesus mengubah air menjadi anggur, Dia juga dapat mengubah situasi yang tampaknya mustahil menjadi kesempatan bagi kita untuk mengalami kasih dan kuasa-Nya. Mari kita peduli terhadap sesama, menyerahkan masalah kepada Tuhan, dan menaati kehendak-Nya, sehingga melalui hidup kita, harapan dan sukacita dapat dirasakan oleh banyak orang.
Amin.