RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 20 AGUSTUS 2023

“ JANGAN MENOLAK, YANG MAU AKAN DIBEBASKAN…”

( Matius 5:26-28) 26  Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” 27  Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” 28  Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Apa yang akan menjadi tanggapan saudara, jika suatu ketika saudara memerlukan sejumlah besar kebutuh, tetapi ternyata yang saudara terima hanya bagian yang sangat kecil dari sejumlah besar kebutuhkan saudara, hanya seperti mendapat remah-remahnya saja; bagaimana perasaan saudara menerima seperti itu ? Kemungkinan sebagaian besar akan mengeluh, tiadak menerimakannya, atau bahkan protes tidak puas atas apa yang diterimanya.

Dalam kisah perumpamaan yang ditulis melalui Injil Matius ini, memberi gambaran sikap seseorang yang menerima tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya, namun orang tersebut dengan penuh kepuasan bahkan harapan yang sangat besar; sekalipun dia menerima sangat sedikit dibanding dengan apa yang sesungguhnya dia inginkan. Bahkan orang ini cenderung lebih tepat ditolak dari segala permohonan yang di sampaikan. Namun orang ini luar biasa, tidak menjadi kecewa, marah, atau pun putus asa; tetapi justru disaat kebutuhannya tidak terjawab dan tidak terpenuhi dengan maksimal seperti yang dia inginkan, maka orang ini mengambil sikap terus menaruh pengharapan, bahkan samapai kepada pengharapan yang terendah sekalipun dia sudah bisa menerima dan memanfaatkannya sebagai sumber pengharapan yang terbesar. Orang ini mengungkapan isi hatinya dengan pernyataan: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Jadi sekalipun kebutuhan besar dalam hidupnya belum terpenuhi sesuai yang dia harapkan, namun ternyata dia memilih menjadi cukup sekalipun hanya dari potongan dan remah-remah roti yang didiijinkan jatuh dari atas meja perjamuan dan dipungut oleh orang ini menjadi sajian yang diterima dengan rasa cukup bagi pemeliharaan hidupnya. Karena orang tersebut mampu bersikap seperti ini, maka sikapnya ini dipandang istimewa oleh TUHAN, maka TUHAN menyatakan perkenannnya memberikan apa yang dibutuhkan oleh orang tersebut.

Pesan yang terkai kuat dengan kisah Injil Matius ini, kita diminta untuk selalu berkaca dan memantas diri dalam menunaikan tugas panggilan hidup kita masing-masing. Bahwa kita sering kurang menerimakan, mengeluh, bahkan menolak hal-hal yang terkait dengan pemberian TUHAN di tengah-tengah kita. Sedangkan TUHAN sendiri tidak pernah melalaikan dan mengukur dengan tepat kepada siapakah kemurahanNya itu akan diberikan? Semua kemurahan TUHAN atas hidup kita, semua terjadi semata- mata hanya karena AnugerahNya . Jadi saudara tidak memerlukan lebih dari sikap menerima, mensyukuri, dan memelihara semua hal yang Tuhan percayakan untuk diberikan kepada saudara, sekalipun sesungguhnya yang saudara terimahanya sesuatu yang sangat kecil seperti remah-remah roti saja bentuknya; namun jika saudara menerima dengan syukur yang besar, maka remah-remah kecil itu sudah cukup untuk diubah menjadi bongkahan-bongkahan roti yang menakjubkan. Jangan menolak pemberian TUHAN, maka saudara akan ditambahkan dari apa yang ada dan saudara terima hari ini. Gusti Yesus Mberkahi. Amien.