RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 24 MARET 2024

BERIMAN DENGAN SEDERHANA

( Yohanes 12:13-15) 13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” 14 Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis: 15 “Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai.”

“ Salam damai sejahtera, kasih karunia, dan berkat dari Tuhan Yesus ada pada saudara sekalian “


Saudara sekalian hari ini kita memasuki Minggu Palma, dimana pada Minggu Palma terjadi peristiwa perjalanan Yesus masuk ke kota Yerusalem dan menerima sambutan yang luar biasa dari khalayak sebagai wujud sanjungan dan pengakuan kepada Yesus sebagai Raja yang akan di teguhkan ditengah-tengah masyarakat luas waktu itu. Pengagungan ini terjadi spontan, ketika orang banyak di kota mengetahui akan kedatangan Yesus ke Yerusalem, maka dengan spontan mereka mengadakan penyanjungan dan pemujaan atas nama Yesus sebagai Raja mereka.
Peristiwa ini menandakan sikap penerimaan kepada Yesus dari masyarakat yang luas; namun penyanjungan ini tidak seluruhnya diterima dalam perkenan hati Yesus. Karena masyarakat luas membangun harapan bahwa Yesus akan menjadi Raja menduduki tahta kerajaan di Yerusalem untuk menjadi Mesias bagi orang-orang Yahudi suku bangsa Israel. Namun Yesus mengerti bahwa diriNya akan menjadi Mesias bagi seluruh bumi, ya bagi semua umat manusia berdosa yang memerlukan penebusan dan pembebasan dari belenggu hukuman dosa. Yesus hadir sebagai yang termulia, namun untuk bisa menjadi juruselamat dan penebus dosa manusia maka Yesus harus menjadi pribadi yang sederhana, lemah lembut, rendah hati, dan mau berkorban menanggung menderitaan hingga kematian keji di atas kayu Salib. Simbul kedatangan Yesus berubah, DIA masuk kota Yerusalem bukan untuk dielu-elukan: ” Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel! ” apalagi disanjung dan di agungkan layaknya seorang Raja Bangsa yang besar; tetapi DIA datang dengan simbul menunggang anak keledai beban yang masih muda. Keledai menjadi simbul, bukan kuda apalagi kereta kencana. Ini menandakan bahwa Yesus datang sebagai juruselamat manusia dengan segala kerendahan hati, dan dengan cara damai sejahtera, bahkan disertai semangat mau untuk berkorban demi menebus dosa umat manusia.
Keledai beban yang masih muda menjadi pusat permenungan, bahwa sekalipun keledai itu harganya, larinya, kegagahannya, dan kekuatannya tidak lebih baik dari kuda; namun Yesus justru memilih keledai menjadi tungganganNya saat masuk Kota Yerusalem. Ini mengandung pengajaran yang mendalam; bahwa kita diajak oleh Tuhan Yesus untuk melayani dengan sikap dasar kerendahan hati bukan bersandar kepada kekuatan, kepandaian, atau kepiawaian manusia kita belaka. Semua itu tidak ada nilai dan harganya jika diandalkan sebagai kekuatan dalam pelayanan. Kekuatan dan dasar pelayanan utama saudara yang benar ialah, karena saudara lemah, tidak berharga, dan tidak berdaya; namun saudara bersedia menanggung Yesus Kristus dalam pundak hidup saudara; sama seperti keledai yang mau ditunggangi Yesus untuk menuju Kemuliaan Agung di Kota Yerusalem. Lemah dan di pakai TUHAN lebih berharga dari pada kuat di depan manusia tetapi tidak dipandang layak oleh TUHAN. Keledai itu lemah…namun layak dan diperkenan menjadi tumpuan perjalanan bagi pelayanan Tuhan Yesus. Beriman bahwa Yesus adalah TUHAN dan Juru Selamat, bukan hal yang rumit untuk di diwujudkan; yang diperlukan kesederhanaan, keyakinan, dan ketaatan terhadap yang saudara imani…TUHAN Yesus Kristus. AMIEN.