BERSAKSI, WUJUD LEPAS DARI PERHAMBAAN
Bacaan Injil: Lukas 9:51–62
” Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Lukas 9:62)
Ketika Yesus memutuskan untuk pergi ke Yerusalem (Lukas 9:51), itu adalah titik awal perjalanan salib-Nya. Ia tahu penderitaan menanti, tetapi Ia tidak mundur. Dalam perjalanan itu, Ia juga memanggil orang-orang untuk mengikut Dia. Namun, banyak yang memberi alasan: ada yang ingin menguburkan ayahnya terlebih dahulu, ada yang ingin berpamitan dengan keluarga. Respons Yesus tegas dan mengejutkan: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati mereka,” dan, “Setiap orang yang menoleh ke belakang tidak layak bagi Kerajaan Allah” (ay. 60, 62). Ini bukan tentang tidak peduli terhadap keluarga, tetapi tentang prioritas dan komitmen penuh. Mengikut Yesus berarti keluar dari perhambaan dunia—perhambaan rasa aman, kenyamanan, dan keterikatan yang menghalangi misi Kerajaan Allah.
Kesaksian hidup adalah buah dari seseorang yang sungguh-sungguh mengikut Kristus. Bersaksi bukan hanya soal berkata-kata, tapi tentang hidup yang berubah, berani melangkah, dan memprioritaskan Tuhan di atas segalanya. Rasul Paulus berkata, “ Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,” (Filipi 3:8). Orang yang telah dilepaskan dari perhambaan dosa dan dunia tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Kesaksian kita menjadi nyata ketika kita tetap taat, meskipun dunia menawarkan banyak alasan untuk mundur atau kompromi. Hari ini, Tuhan memanggil kita untuk bersaksi sebagai bukti bahwa kita telah dilepaskan dari segala bentuk perhambaan, baik dosa, ketakutan, ataupun keterikatan yang menghalangi kita melayani-Nya. Kita dipanggil bukan untuk hidup suam-suam kuku, tetapi untuk menatap ke depan dan setia pada jalan Tuhan. Mari kita berani menjawab panggilan-Nya dengan penuh keyakinan dan kerelaan hati. Seperti pemazmur berkata, “Aku bersukacita karena mereka berkata kepadaku: ‘Mari kita pergi ke rumah TUHAN’” (Mazmur 122:1). Bersaksilah lewat hidupmu: dalam ketulusan, ketaatan, dan keberanian untuk tidak menoleh ke belakang. AMIEN. [sp].