RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 5 MEI 2024

SAHABAT MELAMPAUI SEKAT

( Yohanes 15:13-15) 13  Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14  Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15  Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

“ Salam damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus bagi saudara sekalian “

Yesus Kristus adalah TUHAN Allah yang menjelma menjadi manusia, turun ke dalam dunia, hidup ditengah-tengah umat manusia yang sangat dikasihiNya. Penjelmaan TUHAN Allah menjadi manusia ini merupakan lompatan cara bagai mana TUHAN Allah itu berdaulat atas segala yang dikerjakanNya. Sehingga walaupun TUHAN adalah Pencipta, dalam kedaulatan karyaNya TUHAN berkenan menjelma menjadi sama dengan para ciptaanNya, yaitu menjadi manusia. Lompatan berpikir ini juga yang memberi dampak terjadinya metafora status para pengikut Tuhan Yesus, mereka bukan lagi disebut sebagai hamba tetapi sebagai sahabat.

Dari metafora hamba menjadi sahabat inilah kita menerima renungan Firman pagi ini, bahwa hidup saudara semua bersama dengan Tuhan Yesus itu tidak lagi berada diseberang jarak yang jauh; namun saudara sekalian ditempatkan sedemikian karib dan dekat, saudara bukan lagi sebagai hamba di mata Tuhan Yesus; nelainkan saudara adalah sahabatNya. “ Kamu adalah sahabat-Ku… Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,…” Bahkan bukan sekedar sebutan sebagai sahabat, namun Tuhan Yesus menjelaskan juga sekaligus menjelaskan bagaimana relasiNya dengan Bapa di Surga yang adalah satu, anatar Bapa dengan diriYesus adalah satu, dan sebliknya Yesus ada di dalam diri Bapa. Relasi melekat seperti ini juga yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus bagi setiap orang yang mengikut dengan Dia; yaitu menjadi sahabat yang istimewa. Hal ini ditandai dengan kerelaan Tuhan Yesus mau berkorban, menderita, dan bahkan mati untuk saudara; mengapa demikian…? karena saudara adalah sahabat-sahabat istimewa Tuhan Yesus. Ini semua karena besarnya kasih Tuhan Yesus terhadap hidup saudara, kasih yang luar biasa sampai DIA menyerahkan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya (ay 13):” Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Tunjukkan kelekatan saudara sebagai sahabat Yesus, dengan hidup bersahabat dengan sesama. “Hendaklah kamu saling mengasihi, maka kamu adalah sahat-sahabatKu.” Jadi tidak ada bukti lebih kuat sebagai sahabat Yesus, kecuali saudara mau hidup penuh kasih seorang kepada yang lainnya. Demikian juga bukti kesahabatan saudara dengan Yesus yaitu apabila hidup saudara tanpa sekat dan jarak dengan-Nya, namun saudara tinggal tetap, melekat kuat, dan menyatu laksana ranting pohon melekat kuat dengan pokoknya. Kesahabatan yang kuat dan melekat seperti inilah yang mampu meruntuhkan tembok pemisah, perselisihan, bahkan kebencian dan amarah semua akan lenyap oleh iktan sahabat yang melekat.  AMIEN.