RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 02 NOVEMBER 2025

DIUBAHKAN OLEH CINTA

(Lukas 19:5,9-10) 5  Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” 9  Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. 10  Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

“ Salam sejahtera dan damai dari Tuhan Yesus ada pada saudara sekalian “

Jemaat diajak untuk menjadi pribadi yang lebih baik selagi masih diberi kesempatan oleh Tuhan, dengan menghayati Cinta Tuhan yang senantiasa diterima dalam syukur. Kita sering mengatakan hidup adalah sebuah kesempatan. Tapi justru kita sering melepas dan melewatkan banyak kesempatan, terutama kesempatan untuk menempa diri menjadi pribadi yang lebih baik. Sering kita menunda untuk memulai menjadi dewasa karena menolak diubah oleh Cinta Tuhan, dengan berbagai alasan yang kita buat. Kita begitu nyaman dan menganggap lumrah terhadap kenyataan, bahwa selama menjadi orang percaya kita hampir sama sekali tidak berubah menjadi pribadi yang semakin baik. Segala yang kita kerjakan dalam kehidupan bergereja, seolah hanyalah sebuah rutinitas.

Karena itu dalam menghayati dan mengetahui bahwa hidup bisa diubah oleh Cinta tentu membutuhkan terobosan dalam kesadaran iman. Yakni kesadaran iman bahwa ada Cinta Yang Maha Besar yang sedang dicurahkan agar kita memberi diri dalam syukur untuk mau diubah menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin murni. Sebab Tuhan tidak ingin kita hancur, Tuhan ingin kita bertumbuh dan berbuah bagi banyak orang dan ciptaan-Nya. Cinta Tuhan merestorasi kehidupan, itulah yang terjadi pada Zakheus yang menerima cinta Tuhan. sebagaimana arti nama Zakheus yang berasal dari bahasa Ibrani יַכַז – ZAKAI, artinya, murni/ tahir. Perjumpaannya dengan Cinta Yesus merestorasi Zakheus yang sebelumnya dikotori oleh orientasinya yang hanya mementingkan diri sendiri dengan ketamakan dan keserakahan.

Kemudian direstorasi atau dikembalikan, diperbaiki, diubah dan dipulihkan kepada kondisi yang “murni” baik. Sehingga menjadi berorientasi pada kepedulian akan sesama. Dari kisah ini kita belajar bahwa sesungguhnya kita diciptakan “sungguh amat baik” artinya setiap manusia memiliki potensi kebaikan itu, hanya saja kehidupan dan kebiasaan terkadang mengotori diri kita sehingga kemurnian dari kebaikan itu tertutupi. Sama seperti Zakheus yang berorientasi pada diri sendiri, kita pun juga sering demikian. Kita hanya mementingkan diri sendiri, berambisi memuaskan keserakahan kita dengan berbagai cara, menumpuk kekayaan sebanyak mungkin tanpa peduli ada yang kita rugikan dan eksploitasi. Kini kita diajak untuk menerima Cinta Tuhan agar kita pun juga bisa dimurnikan, diubah, direstorasi menjadi lebih baik. Yang perlu menjadi permulaan dari segala perubahan itu adalah bagaimana kita menerima dan menyambut cinta Yesus dengan sepenuh hati. Seperti Zakheus yang menerima dan menjamu Kristus, memperlakukannya dengan begitu istimewa. Terkadang kita justru menjadi pribadi yang menyepelekan Kristus dan Cintanya, menganggap biasa dan lumrah. Sehingga kita tidak merasakan setiap perjumpaan kita dengan Kristus itu istimewa dan serius, akhirnya penerimaan kita kepada Cinta-Nya pun menjadi terkesan hanya sekedar rutinitas dan biasa saja. AMIEN. [sp]