RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 09 NOVEMBER 2025

ALLAH NYA ORANG HIDUP

(Lukas 20:37-38)37  Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. 38  Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”

“ Salam sejahtera kasih karunia dari Tuhan Yesus ada pada sauadara sekalian “

Tidak ada kesuksesan yang didapatkan secara instan, selalu ada proses. Banyak orang sukses mengawali kesuksesannya melalui kegagalan yang bertubi-tubi. Kunci yang perlu dimiliki bukanlah strategi untuk sukses, namun strategi untuk bangkit dari kegagalan, sebab tidak ada kesuksesan tanpa kegagalan. Sayangnya natur manusia adalah menghindari kegagalan. Segala penderitaan ataupun kesulitan dipandang sebagai sesuatu yang sangat perlu dihindari. Padahal kenyataannya, semua itu adalah realitas hidup yang harus kita hadapi.

Oleh karena itu, sebagai orang percaya kita perlu memiliki keteguhan hati agar dapat terus percaya pada apa yang menjadi pengharapan. Kita dapat belajar dari Ayub. Dinamika iman yang dialami Ayub sangat menarik. Ketika krisis menimpa hidupnya dan ia berada di jurang terdalam dan terkelam, ia berproses untuk terus menghidupkan semangat dan pengharapannya. Hingga pada akhirnya, ia dapat mengatakan bahwa sekalipun dunianya gelap, namun ia tidak perlu larut dalam kesedihan. Ia yakin, Allah berada di pihaknya (Ayub 19:23-27a). Hidup berfokus pada masa kini dan tidak terlampau mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi (II Tes.2:1-5, 13-17). Sebab, Allah adalah Allah yang sungguh hidup. IA mendengar dan menyaksikan kehidupan kita. Tuhan juga akan memberikan pertolongan tepat pada waktu-Nya. Melalui percakapan orang Saduki yang bertanya kepada Yesus : “Pada waktu kebangkitan, di antara mereka siapakah beristrikan perempuan itu? Sebab, ketujuhnya telah beristrikan dia” (Luk. 20:33-TB2).

1

Pertanyaan ini sebenarnya sebuah ejekan baik bagi Yesus yang mengajarkan tentang kebangkitan maupun kepada orang Farisi yang percaya pada kebangkitan. Jawab Yesus terdiri dari dua bagian: Pertama, Yesus menegaskan bahwa kehidupan setelah kematian berbeda sama sekali dengan kehidupan di dunia. Sebaliknya, Yesus mengatakan bahwa cara hidup manusia pada kehidupan setelah kematian berbeda sama sekali. Di sana orang tidak kawin dan dikawinkan (ay. 36). Kedua, Yesus merujuk peristiwa semak belukar Musa di mana Allah menyebut diri-Nya sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Pada jaman Musa, ketiga nama/orang yang disebutkan tadi telah meninggal. Namun di hadapan Allah, ketiganya masih hidup. Hubungan antara Allah dengan Abraham, Ishak, dan Yakub tidak terputus oleh karena kematian. Sebab, Allah bukanlah Allah orang-orang mati, tetapi Allahnya orang-orang yang hidup.

Tanda hidup adalah dapat melakukan sesuatu. Allah adalah Allah yang hidup, karena IA mendengar doa, melihat kesusahan kita, dan memberikan pertolongan kepada kita. Sekelam apa pun kehidupan kita, Tuhan tidak akan meninggalkan kita, karena Ia hidup. Karena itu, orang percaya semestinya tetap berpengharapan dalam situasi segelap apa pun yang dihadapi. AMIEN.