RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 16 NOVEMBER 2025

JANGAN MAU DISESATKAN

(Lukas 21:8)  Jawab-Nya: “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.

“ Salam Sejahtera, kasih karunia dan damai dari Tuhan Yesus ada pada saudara sekalian “

Hidup dalam keberagaman aliran kekristenan memunculkan dinamika dan tantangan tertentu. Ajaran yang berbeda dari ajaran resmi yang dipegang oleh gereja sering tidak terelakkan dalam kehidupan berjemaat. Di satu sisi, bisa menjadi sumber yang memperkuat iman jemaat, namun di sisi lain juga bisa menjadi alat yang menyesatkan jemaat dalam hidup bergereja. Pemahaman yang benar mengenai kepelbagaian ajaran yang ada dan respons tepat yang diberikan, akan memampukan orang Kristen untuk secara kritis menyikapi perbedaan yang ada dan tidak mudah untuk disesatkan dari jalan Sang Penyelamat Yesus Kristus.

Kesadaran orang Kristen terhadap keberagaman ajaran dalam kehidupan bergereja akan memampukan mereka untuk secara kritis memberikan penilaian terhadap ajaran yang ada secara bertanggung jawab. Renungan ini memberikan arah dan pemandu bagi jemaat Kristen untuk bisa memberikan respons yang tepat terhadap ajaran yang berbeda dengannya, sehingga tidak mudah untuk disesatkan. Dalam situasi krisis, orang-orang memang lebih mudah disesatkan.

Melalui bacaan Injil Lukas 21:5-19  ini; Tuhan Yesus, menubuatkan situasi krisis yang akan terjadi di akhir zaman, yakni: kehancuran Bait Allah di Yerusalem. Pada hari kehancuran itu, situasi zaman memang akan memanas. Banyak orang akan mengaku-aku sebagai mesias. Situasi hidup semakin sulit: kelaparan dan penyakit semakin merajalela. Perang semakin meluas. Pengikut-pengikut Yesus akan berhadapan dengan rangkaian penderitaan hidup: mereka akan dianiaya, dipenjarakan, bahkan beberapa orang di antara mereka akan mati dibunuh. Banyak orang akan membenci mereka hanya karena mereka adalah pengikut Yesus. Nubuat Yesus sungguh terjadi.

Salah satu respons penuh hikmat diajarkan oleh Yesus menanggapi krisis hidup ini adalah bertahan (ayat 19, bahasa Yunani: Hupomone). Bertahan, dalam ajaran Yesus ini, tidak berarti pasrah atau menerima keadaan begitu saja. Bertahan berarti percaya bahwa umat tidak perlu meninggalkan iman dan kesetiaan mereka kepada Tuhan ketika menghadapi krisis tersebut, karena Tuhan akan memberi kekuatan dan bahkan pertolongan dalam menghadapi krisis tersebut. Umat tetap harus berada dalam jalan Tuhan, dan tidak membiarkan dirinya disesatkan. AMIEN.