RENUNGAN WARTA GEREJA GKJ KLATEN MINGGU, 26 OKTOBER 2025

MEMELIHARA IMAN KELUARGA

(Lukas 18:9-14)

“ Salam sejahtera dan kasih karunia dari Tuhan Yesus ada pada sauadara sekalian “

Keluarga adalah Gereja terkecil dalam komunitas hidup orang percaya. Di dalam keluarga, anggota-anggota keluarga saling mendukung dalam kasih dan dalam perbuatan baik (Ibrani 10:24-25). Jika keluarga-keluarga Kristen saling memperhatikan perkembangan iman anggota keluarganya, maka setiap keluarga bisa menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk memancarkan sinar kasih-Nya bagi dunia ini. Sebaliknya, jika tidak saling memperhatikan, maka iman kita tidak didukung untuk berkembang dan tidak peka atas kebutuhan orang lain.

Ironisnya, banyak keluarga Kristen juga kurang memperhatikan iman anggota keluarganya. Mereka kurang mendukung perkembangan mental, emosi dan rohani di dalam keluarga. Buktinya, survei kesehatan mental di Indonesia menurut Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) di tahun 2022, menunjukkan bahwa di antara remaja Indonesia berusia 10 – 17 tahun, satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Lebih jauh dari itu, satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka ini setara dengan 15,5 juta. Kesehatan mental, emosi dan rohani sangatlah penting buat perkembangan iman orang percaya. Peter Scazzero, dalam bukunya tentang “Kesehatan Emosi dan Spiritualitas” menegaskan bahwa kita tidak mungkin dewasa secara rohani jika kita tidak dewasa secara emosi. Karena emosi (perasaan), pikiran dan perilaku adalah bagian yang tidak terpisahkan dari mental, maka penting sekali kita memelihara dan mengembangkan kesehatan emosi (mental) kita bersamaan dengan kita memelihara iman kita.

Iman berkembang bukan saat kita bebas dari pergumulan, atau hidup nyaman tanpa kesulitan. Iman tumbuh di tengah-tengah pergumulan, tekanan, bahkan peperangan rohani. Tiap-tiap hari kita perlu terbuka dan rendah hati, serta memohon pengampunan Tuhan. Marilah kita sekeluarga mengingat dan melakukan semua itu.

  1. Lakukan percakapan bersama keluarga: mengingat kebaikan Tuhan.  Bahkan kalau sampai harus berpulih saling memaafkan, lakukanlah sebagai modal komunikasi yang indah dengan Tuhan.
  2. Minta kekuatan dari Tuhan atas setiap masalah yang kita hadapi.
  3. Temukan dan jalani tugas pelayanan kita dan beritakan Injil sampai akhir hidup kita.
  4. Akui segala kelemahan kita di hadapan Tuhan dan memohon belas kasihan-Nya tiap-tiap hari.

 –  AMIEN  –