MELANGKAH DALAM IMAN & KESETIAAN
(Lukas 17:6) Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”
“ Salam sejahtera, kasih karunia Tuhan Yesus ada pada saudara sekalian “
Memasuki Bulan Keluarga 2025, Jemaat kembali dibimbing menghayati arti dan makna membangun hidup keluarga Kristen dengan komitmen, tujuan, dan panggilan yang terkandung didalamnya. Sementara situasi yang terjadi di sekitar kita kadang berpengaruh pada pola pikir dan suasana hati, sehingga kehidupan (baik pribadi maupun keluarga) bisa terganggu. Ketidakstabilan politik, kehidupan ekonomi yang sulit, bencana alam, ketimpangan sosial, dan berita-berita kriminal yang terus menerus diperdengarkan, membuat kita bisa tergoda untuk berpikir pesimis bahkan skeptis. Di satu sisi kita percaya pada kedaulatan Allah atas kehidupan, di sisi lain rasa percaya itu luntur seiring dengan tidak terwujudnya harapan akan perubahan. Di sinilah kadang membuat manusia bertanya: “Tuhan di mana, mengapa membiarkan semua ini bisa terjadi?” Keadaan tersebut semakin melelahkan karena situasi tidak kunjung baik-baik saja.
Saat ini kita kembali diingatkan tentang bagaimana menjalani hidup dengan meletakkan iman sebagai dasar dan panduan bagi keluarga. Meskipun situasi di sekitar seolah tak mendukung untuk menempuh perjalanan, namun iman membuat kita yakin bahwa kita tak sendiri. Tuhan ada dan terus menyertai langkah keluarga. Keyakinan inilah yang harus ditanamkan dalam keluarga. Bagaimana orang tua mendidik anak-anak untuk menjadikan iman kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai sumber kekuatan yang mampu memberi arah dalam menjalani hidup. Iman dalam keluarga ditandai dengan kesediaan dan kesetiaan melayani serta mengasihi Tuhan, mengasihi sesama, serta berjuang dalam iman, pengharapan dan kasih bersama anggota keluarga.
Pada Minggu pertama bulan keluarga ini, setiap keluarga diundang untuk memeriksa hidup berimannya pada Allah. Apakah dalam hidup berkeluarga kita mengalami pertumbuhan? Apakah di dalam keluarga semua saling mendukung untuk mengalami pertumbuhan iman? Adakah dalam perjalanan hidupnya setiap anggota keluarga mulai jauh dari Tuhan? Hari ini kita memeriksa “tanaman hidup” yang bernama iman. Bagaimana pertumbuhannya? Dengan melangkah dalam iman dan kesetiaan, keluarga memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri serta tetap berani melangkah di tengah kenyataan-kenyataan hidup sehari-hari. AMIEN.